Boikot Pemikiran Sempit bukan Produknya!

Terkait infasi militer yang dilakukan oleh Zionis Israel ke Nageri mulia Ghaza, Palestina, belakangan muncul gerakan untuk mengajak memboikot beberapa produk-produk yang disinyalir sebagai produk hasil produsen Zionis yang keuntungannya tersebut digunakan sebagai dukungan terhadap serangan militer biadab itu.

Mulai dari barang-barang rumah tangga, sampai alat telekomukasi dan elektronik. Tapi yang disayangkan, aksi boikot ini terkesan serampangan dan terlalu mudah untuk melarang orang lain guna memakai produk –yang diduga- hasil produk Zionis tersebut, tanpa didukung dengan bukti kuat apakah memang keuntungan dari produk-produk itu dengan nyata digunakan untuk mendukung serangan militer tersebut?

Semua orang –yang masih berpikiran waras- pasti sepakat bahwa infasi militer ke ghaza adalah tindakan di luar naluri kemanusian yang cinta kedamaian dan saling menghormati. Semua sepakat itu! Dan semua juga mau jika diajak untuk mendukung kemerdekaan saudara-saudara di ghaza Palestina tersebut.

Akan tetapi memaksa memboikot atau malah menyegel usaha dan produk orang lain dengan hanya "dugaan" tanpa bukti yang nyata yang jelas bahwa ia benar-benar mendukung serangan Israel ke Ghaza pun tidak bisa disebut perbuatan baik. Justru itu merusak niat baiknya untuk mendukung Ghaza, karena kebaikannya rusak dengan tindakan yang serampangan.

Ada beberapa produk yang masuk daftar list boikot yang nyatanya itu adalah produk dengan status kebutuhan primer bagi banyak orang. Sulit sekali untuk tidak memakai produk tersebut, karena memang kebutuhan yang menuntut itu. Bukan tidak mau tapi tidak ada jalan lain. Dan sayangnya yang selalu berkoar-koar "boikot" tersebut tidak pernah memberikan solusi harus kemana lagi dan produk apa yang dipakai sebagai gantinya? Yang dikerjakan hanya berteriak saja. Sayang sekali.

Semakin aneh lagi, mereka berkoar-koar untuk memboikot justru para ahli agam yang mengerti nilai-nilai luhur keagamaan, tapi justru mereka menghina dan menyindir dan tidak jarang menghina mereka yang menggeluti bidang non-agama, atau kuliah di prodi non-syariah. Mereka terus saja beranggapan bahwa hanya bidang agama yang baik. Sungguh sangat sempit pemikiran seperti itu.

Justru mestinya berterimakasih kepada mereka yang sudah mau meluangkan waktu dan tenaga utnuk menggeluti bidang-bidang umum tersebut. Kenapa? Karena kalau tidak ada orang-orang dalam bidang tersebut, bagaimana muslim bisa bangkit di bidang tersrebut? Apa mau hanya bergelut di masjid dan di majlis taklim?

Kalau semua harus belajar ilmu agama secara terperinci, lalu siapa yang mau bertugas sebagai militer? Siapa yang bertugas sebagai dokter untuk mengobati para muslim dan penuntut ilmu syariah yang sakit? Lalu siapa yang jadi teknokrat untuk membangun bangsa? Lalu siapa yang jadi insiyur agar muslim jaya di bidang arsitektur?

Agar muslim mendapat kemenangan bukan hanya di akhirat, tapi kemenangan di dunia pun harus ditempuh. Seperti sekarang? Semua diboikot, tapi tidak mau dukung muslim untuk jadi pengusaha, kimiawan, fisikawan, biologist agar punya dan bisa memproduksi barang-barang guna mendukung kemajuan muslim juga.

Sekarang, semua bidang hampir dikuasai oleh orang non-muslim, lalu siapa yang mau disalahkan sekarang? Apa terus menyindir mereka yang ingin menggeluti bidang non-agama?

Melarang orang lain untuk memakai produk-produk orang kafir, tapi yang dikerjakan hanya bergelut debat kusir kesana kemari dengan dalil-dalil yang membuat orang lain akhirnya menilai islam sangat sulit dan menjemukan. Lalu kapan bisa Berjaya di ranah keduniaan, kalau yang dikerjakan hanya adu dalil yang sama sekali tidak menambah iman, tapi malah menambah permusuhan!

Agama ini yang memerintahkan kita untuk tidak hanya menang di akhirat, tapi di dunia juga. Jadi, jangan lagi ada orang yang menyindir kalau belajar ilmu umum itu tidak penting!

وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
"dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (al-Qashash: 77)

Comments

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya